Kemendikbud mengatakan UN di tahap SMA serta SMK sepanjang kurun 3 th. paling akhir alami penurunan nilai. Penurunan itu dikarenakan system model ujian yang beralih dari ujian berbasiskan kertas ke ujian nasional berbasiskan computer (UNBK).
Kepala Tubuh Riset serta Pengembangan Kemendikbud Totok Suprayitno menerangkan penyebabnya penurunan nilai UN yang berlangsung. Ia menyebutkan sebenarnya nilai UN tidak alami penurunan karna terlebih dulu sekolah-sekolah mengadakan UN dengan system UNKP (ujian nasional kertas-pensil) serta banyak kecurangan nilai disana hingga, waktu system dirubah jadi UNBK, nilai tampak alami penurunan.
Bacalah juga : Mendikbud : UN 2018 Tidak Ada Masalah
" SMK berlangsung penurunan nilai, sedang SMA penurunannya relatif semakin besar. SMA berlangsung penurunan nilai matematika 4, 6 point, kimia 2, 6, bhs Indonesia tidak turun, bhs Inggris naik. Pokoknya sedikit saja naik kita syukuri, biologi turun sedikit. Itu negeri serta swasta seperti IPA serta IPS, " kata Totok di gedung Kemendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (8/5/2018).
Penurunan nilai itu, dikatakannya, berlangsung karna dua aspek. Aspek pertama, perubahan system ujian dari UNPK jadi UNBK yang menurut dia di UNKP siswa memperoleh nilai tinggi karna kecurangan namun saat ini di UNBK siswa memperoleh nilai murni.
Baca Juga: cara membuatdiagram lingkaran
" Jadi penurunannya dikarenakan perubahan model ujian UNKP jadi UNBK. Untuk sekolah-sekolah yang dahulu integritasnya rendah dibawah 50 point itu hingga terkoreksi sejumlah 39 point skornya. Jadi dahulu awal mulanya gunakan kertas, tapi mungkin saja curang integritas rendah itu awal mulanya dahulu 80 terkoreksi 39 jadi saat ini cuma 40. Jadi aspek koreksi itu seakan-akan turun, tapi tunggulah dahulu, itu palsu, nah saat ini lebih murni. Jadi menurut saya itu koreksi karna dahulu nilai tinggi karena curang, " katanya.
Baca Juga: lingkaran
Setelah itu, dia menyebutkan, aspek ke-2 yaitu ada soal-soal UN th. 2018 dengan tingkat kesusahan yang lebih tinggi di banding UN pada 2017. Tingkat kesusahan soal-soal UN ini dihadapi oleh siswa di 50% sekolah yang diperkirakan mempunyai nilai UN alami penurunan. Sedang 50% sekolah yang lain alami kenaikan nilai.
Artikel Terkait: skala
Ia menyebutkan, sampai 2018, sejumlah 93% SMA serta 98% SMK telah mengadakan UN dengan system UNBK.
" Saat ini hasil UNBK sebenarnya deskripsi yang positif tunjukkan apa yang ada. Terminologi tidak alami penurunan, tapi mengoreksi, " tegasnya.
Kepala Tubuh Riset serta Pengembangan Kemendikbud Totok Suprayitno menerangkan penyebabnya penurunan nilai UN yang berlangsung. Ia menyebutkan sebenarnya nilai UN tidak alami penurunan karna terlebih dulu sekolah-sekolah mengadakan UN dengan system UNKP (ujian nasional kertas-pensil) serta banyak kecurangan nilai disana hingga, waktu system dirubah jadi UNBK, nilai tampak alami penurunan.
Bacalah juga : Mendikbud : UN 2018 Tidak Ada Masalah
" SMK berlangsung penurunan nilai, sedang SMA penurunannya relatif semakin besar. SMA berlangsung penurunan nilai matematika 4, 6 point, kimia 2, 6, bhs Indonesia tidak turun, bhs Inggris naik. Pokoknya sedikit saja naik kita syukuri, biologi turun sedikit. Itu negeri serta swasta seperti IPA serta IPS, " kata Totok di gedung Kemendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (8/5/2018).
Penurunan nilai itu, dikatakannya, berlangsung karna dua aspek. Aspek pertama, perubahan system ujian dari UNPK jadi UNBK yang menurut dia di UNKP siswa memperoleh nilai tinggi karna kecurangan namun saat ini di UNBK siswa memperoleh nilai murni.
Baca Juga: cara membuatdiagram lingkaran
" Jadi penurunannya dikarenakan perubahan model ujian UNKP jadi UNBK. Untuk sekolah-sekolah yang dahulu integritasnya rendah dibawah 50 point itu hingga terkoreksi sejumlah 39 point skornya. Jadi dahulu awal mulanya gunakan kertas, tapi mungkin saja curang integritas rendah itu awal mulanya dahulu 80 terkoreksi 39 jadi saat ini cuma 40. Jadi aspek koreksi itu seakan-akan turun, tapi tunggulah dahulu, itu palsu, nah saat ini lebih murni. Jadi menurut saya itu koreksi karna dahulu nilai tinggi karena curang, " katanya.
Baca Juga: lingkaran
Setelah itu, dia menyebutkan, aspek ke-2 yaitu ada soal-soal UN th. 2018 dengan tingkat kesusahan yang lebih tinggi di banding UN pada 2017. Tingkat kesusahan soal-soal UN ini dihadapi oleh siswa di 50% sekolah yang diperkirakan mempunyai nilai UN alami penurunan. Sedang 50% sekolah yang lain alami kenaikan nilai.
Artikel Terkait: skala
Ia menyebutkan, sampai 2018, sejumlah 93% SMA serta 98% SMK telah mengadakan UN dengan system UNBK.
" Saat ini hasil UNBK sebenarnya deskripsi yang positif tunjukkan apa yang ada. Terminologi tidak alami penurunan, tapi mengoreksi, " tegasnya.
Komentar
Posting Komentar