“PERSIAPAN jauh-jauh hari, belajarnya dicicil. Jadi mendekati hari H dak butuh belajar yang berat-berat sekali lagi. Dekat ujian dak bisa letih, ” ungkap putra pertama dari pasangan Andri Wijaya serta Jofita ini waktu disambangi Jambi Ekspres di SMK Unggul Sakti sekian hari kemarin. Terkecuali belajar disekolah, Riadi mengaku dianya tidak ikuti les atau tuntunan belajar yang lain diluar sekolah. Prinsipnya hanya mencicil pelajaran dengan berkepanjangan sebelumnya hari UNBK. “Nggak ada les diluar, belajar disekolah tersebut, ” katanya seperti diambil Jambi Ekspres (Jawa Pos Group). Riadi memanglah sosok pelajar yang berprestasi serta telaten, jadi lumrah saja bila ia sukses mencapai nilai teratas. Gurunya juga mengaku Riadi yaitu sosok siswa mereka yang banyak juga mencatatkan prestasi membanggakan untuk sekolah. Tapi bukanlah bermakna kalau sepanjang ikuti UNBK Riadi tidak hadapi tantangan. Dari 4 mata pelajaran yang masuk UNBK, dua mata pelajaran Matematika serta Teori Akutansi
Kemendikbud mengatakan UN di tahap SMA serta SMK sepanjang kurun 3 th. paling akhir alami penurunan nilai. Penurunan itu dikarenakan system model ujian yang beralih dari ujian berbasiskan kertas ke ujian nasional berbasiskan computer (UNBK). Kepala Tubuh Riset serta Pengembangan Kemendikbud Totok Suprayitno menerangkan penyebabnya penurunan nilai UN yang berlangsung. Ia menyebutkan sebenarnya nilai UN tidak alami penurunan karna terlebih dulu sekolah-sekolah mengadakan UN dengan system UNKP (ujian nasional kertas-pensil) serta banyak kecurangan nilai disana hingga, waktu system dirubah jadi UNBK, nilai tampak alami penurunan. Bacalah juga : Mendikbud : UN 2018 Tidak Ada Masalah " SMK berlangsung penurunan nilai, sedang SMA penurunannya relatif semakin besar. SMA berlangsung penurunan nilai matematika 4, 6 point, kimia 2, 6, bhs Indonesia tidak turun, bhs Inggris naik. Pokoknya sedikit saja naik kita syukuri, biologi turun sedikit. Itu negeri serta swasta seperti IPA serta I